B. SENI MUSIK
a. Pengertian
Musik
1. Jamalus
(1988)
Musik adalah suatu hasil karya seni bunyi dalam bentuk lagu atau
komposisi musik yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penciptanya melalui
unsur-unsur musik yaitu irama, melodi, harmoni, bentuk dan struktur lagu dan
ekspresi sebagai satu kesatuan.
2. Rina (2003)
Musik merupakan salah satu cabang kesenian yang pengungkapannya dilakukan
melalui suara atau bunyi-bunyian.
3. Prier (1991)
setuju dengan pendapat Aristoteles bahwa musik merupakan curahan kekuatan
tenaga penggambaran yang berasal dari gerakan rasa dalam suatu rentetan suara
(melodi) yang berirama.
4. Menurut ahli
perkamusan (lexicographer)
Musik ialah: ”Ilmu dan seni dari kombinasi ritmis nada-nada,vokal maupun
instrumental, yang melibatkan melodi dan harmoni untuk mengekspresikan apa
saja yang memungkinkan, namun khususnya bersifat emosional”
5. Musik adalah
bagian dari seni yang menggunakan bunyi sebagai media penciptaannya
b. Vocal adalah
musik yang dibunyikan oleh suara manusia, didalamnya termasuk bersiul dan
bersenandung. Vocal dibagi menjadi 3 jenis suara, antara lain :
· Jenis suara
wanita
Terbagi atas jenis suara wanita tinggi (sopran), suara wanita sedang
(mezzo sopran), dan jenis suara wanita renda (alto).
· Jenis suara
pria
Terbagi atas suara pria tinggi (tenor), suara pria sedang (bariton) dan
suara pria rendah (bass)
· Jenis suara
anak – anak
Terbagi atas suara anak – anak tinggi dan suara anak – anak rendah
c. Sejarah Musik
Klasik
1. Era Kuno
(Antiquity) (- 500)
Lahir tidak hanya dari bangsa Eropa, namun dari Timur Tengah dan Mesir
Kuno yang meninggalkan gaya menyanyi silabis dan melismatis hingga kini tetap
digunakan di seluruh dunia. Di Era Kuno, Yunani Kuno juga masuk Negara yang
ikut mengukir sejarah musik ini. Di Yunani Kuno sudah mengenal penalaan nada,
memilih instrumen musik, mencipta modus dan ritme-ritme, Ahli matematik
Pythagoras orang pertama yang meneliti perbandingan-perbandingan getaran
dawai dan menetapkan urutan nada-nada yang hingga kini menjadi dasar sistem
musik diatonik. Romawi Kuno memberikan sumbangan sejarah berupa Tangga nada
diatonik (tujuh nada) dijadikan standar menggantikan struktur-struktur
kromatik dan enharmonik dari sistem musik Yunani.
2. Era Abad
Pertengahan (Medieval Era) 600-1450
Seni untuk pelayanan gereja, musik untuk keperluan ibadat, sebagai alat
utama untuk memahami karya-karya Tuhan (menurut ajaran Kristen)
mengembangkan modus-modus gereja sebagai sistem tangga nada yang hingga
kini masih digunakan dalam berbagai peribadatan Kristen
Standarisasi dalam berbagai lapangan pengetahuan juga terjadi dalam
musik, diantaranya sistem menyanyi SOLMISASI (rancangan Guido d’Arezzo
seorang biarawan dan teoretikus musik). Pemimpin gereja Paus Gregorius I
mengatur penggunaan lagu-lagu pujian untuk peribadatan gereja yang dikenal
dengan Gregorian chant. Gaya polifoni sebagai teknologi
komposisi yang menggabungkan dua alur melodi atau lebih memperkaya rasa
keindahan musikal dibandingkan gaya monofon sebelumnya dan cikal-bakal
harmoni.
3. Era
Renaisans (1450-1600)
Berkembang di Italia dan Eropa Utara. Berwatak klasik, pengekangan,
menahan diri, dan kalem. Renaisans dapat diartikan sebagai periode dalam
Sejarah Eropa Barat dimana manusia mulai melakukan eksplorasi terhadap dunia,
baik melalui perjalanan atau penjelajahan ke Timur maupun ke Selatan belahan
bumi, tetapi mereka juga gemar mengembangkan ilmu pengetahuan dan kesenian.
Oleh karena pikiran manusia menjadi semakin bebas, maka musik sekuler mulai
muncul dan berkembang pula musik-musik instrumental yang semula kurang
mendapatkan tempat di lingkungan tradisi gereja. Tetapi musik gereja tetap
sangat penting dan gaya polifonik vokal sangat berkembang pada periode ini.
Komposer-komposer terpenting ialah Josquin des Prés, Orlandus Lassus, William
Byrd, dan Giovanni Pierluigi da Palestrina.
4. Era Barok
& Rokoko (1600-1750) : Musik Terbatas
Ciri – cirinya :
- Melodi
cenderung lincah
- Banyak
menggunakan ornament
- Ada dinamika
keras (forte), lunak (piano)
- Harmoni dua
nada atau lebih berbunyi bergantian (polifonik/kontrapunk)
- Bentuk
vocalnya disebut Seriosa
Tokoh :
Johann Sebastian Bach
5. Era Klasik
(1750-1820)
- Ornament di
batasi
- Ada beberapa
peralihan tempo accelerando dan ritardando
- Ada
peralihan dinamik crescendo dan decrescendo
- Harmoni tiga
nada atau lebih bunyi bersamaan (homofonik)
Tokoh :
Wolfgang Amadeus Mozart
6. Era Romantik
(1820-1900)
Bersifat ekspresif untuk mengungkapkan perasaan yang subjektif, bukan
sekedar untuk keindahan
Ciri – cirinya :
- Tidak ada
ornament
- Melodi seakan
berkomunikasi
- Harmoni
bervariasi
- Penggunaan
dinamik dan tempo bervariasi
Tokoh :
Johannes Brahms, Frederic Chopin, Franz Schubert
7. Kontemporer
Klasik (Akhir Abad ke 19)
Disebut kontemporer klasik hanya untuk membedakan dengan musik
kontemporer. Istilah ini tidak sesuai dengan pengertian sebenarnya.
Kontemporer berarti sesuai dengan jamannya. Namun, kenyataannya justru
merupakan sesuatu yang unik dan berbeda dengan popularitas zamannya.
Sifat musik :
- Impresionis/tidak
dibatasi oleh aturan untuk keindahan, atau mengekspresikan perasaan. Namun,
lebih sering mengalun sekehendak mood komposernya
- Banyak
menggunakan modulasi (perubahan nada dasar)
- Ada
perubahan komposisi instrument
- Dinamik dan
tempo dengan variasi tak lazim
- Harmoni
lepas diri dari system tonal (pengelompokan tingkat akor)
Tokohnya :
Claude Debussy, George Gershwin
d. Jenis-Jenis
Musik Populer :
1. Rock
Ciri – cirinya :
- Wilayah nada
luas dari nada rendah hingga tinggi
- Kekuatan
musik pada dinamika aransemen
- Lagu kadang
sulit disenandungkan
- Lirik lagu
cenderung ekspresif
- Tempo bisa
lambat bisa cepat
- Harmoni bisa
sangat rumit
- Beat
cenderung keras
2. Jazz
Ciri – cirinya :
- Vocal dan
lirik cenderung dianggap bagian dari bunyi instrument, sehingga kesan
dukungan melodi dan harmoni terhadap ekspresi sangat kuat
- Harmoni
rumit, memiliki tonalitas yang luas, sehingga kadang berkesan sumbang sering
terjadi modulasi
- Ritme melodi
cenderung improvisasi
3. Dance
Ciri – cirinya :
- Ritme,
Melodi, Harmoni Cenderung Sederhana
- Beat Keras,
Konstan Dan Bertempo Sedang, Sesuai Untuk Senam Atau Tari
- Lirik Tidak
Terlalu Penting Karena Cenderung Untuk Mengekspresikan Gerak, Bukan Perasaan
4. Latin
Ciri – cirinya :
- Beat
konstan, dengan berbagai variasi bunyi perkusi, sesuai untuk tari
- Memiliki
ciri khas yang bervariasi pada setiap stylenya
- Melodi dan
harmoni cenderung sederhana
e. Musik
Kontemporer :
Ciri – ciri
- Tekstur
warna bunyi bisa heterogen ataupun homogeny
- Notasi musik
berupa symbol/tanda yang hanya dimengerti oleh pemusik
- Musik
memiliki kecenderungan improvisasi mengikuti mood pemusik
- Bunyi yang
dikomposisikan tidak terlalu berasal dari instrument musik
- Musik bisa
memiliki melodi atau hanya komposisi ritmis
- Melodi dan
harmoni tidak selalu mengikuti system tonal
- Tidak dibatasi
pada satu jenis tangga nada
- Tidak
terikat pada satu jenis birama
- Dinamik dan
tempo bervariasi
Contoh :
Kua Etnika (Djaduk Ferianto) Jogjakarta, Sinten Remen (Djaduk Ferianto)
Jogjakarta, Herry Roesly (Jakarta)
f. Klasifikasi
Alat Musik Menurut Curt Suchs Dan Hornbostel :
f. Pengertian
Karawitan
Karawitan berasal dari kata : ka – rawit – an, rawit artinya halus
1. Karawitan
menurut arti katanya adalah Kehalusan
2. Karawitan
menurut arti luas adalah Musik
3. Karawitan
menurut arti khusus adalah seni suara gamelan yang berlaraskan pelog slendro
g. Pengertian
Suara, Desah, dan Nada
1. Suara
(Swabawa) : Sesuatu yang kita ketahui sumber bunyinya
2. Desah
: Sesuatu yang tidak kita ketahui sumber bunyinya
3. Nada
: Suara yang tertentu dan mempunyai jumlah getaran
tiap detik
h. Laras
1. Menurut arti
khususnya, Laras adalah : Enak didengar/indah
2. Menurut arti
luasnya, Laras adalah : Urut-urutan nada dalam satu gembyangan yang
tertentu tinggi rendahnya dan tertentu banyaknya.
Menggembyang adalah bila kita menabuh dengan dua
kanan kiri bersama dengan atara 4 nada (mengapit)
Contoh : 123561
Laras Gamelan Jawa memiliki 5 Nada
Satu Gembyangan (1 Oktav) adalah 1200/Centi suara
Tiap satu nada yang satu dengan yang lain mempunyai nada antara atau yang
biasa disebut Sruti/Interval
Untuk mencatat suatu seni suara dalam karawitan, digunakan Titi Laras
atau Titi Nada
i. Titi
Latas/Titi Nada
Dibagi
menjadi 2
1. Titi Laras
berdasarkan laras:
Adalah titi laras tidak ditentukan oleh frekwensi (banyaknya getaran tiap
detik) tetapi ditentukan oleh unda usuk atau perbandingan
Menurut Ki Hajar Dewantara, tonika yang dipergunakan sebagai dasar adalah
: 1 2 3 4 5 1 untuk laras Pelog dan Slendro, beliau menamakan titi laras
“Sari Swara”
Menurut Bpk. Mahyar Kusumadinata (Bandung) cara membaca titi laras adalah
: do ; mi ; na ; ti ; la.
2. Menurut R T
Wreksodiningrat membuat system titi laras berdasarkan bilahan gamelan, yaitu
: 1 2 3 4 5 6 7
Cara ini dinamakan Sistim KEPATIHAN. Cara ini masih dipergunakan sampai
sekarang
Sistim Kepatihan, meliputi :
a) Menabuh
Gamelan, meliputi :
- Cara menabuh
- Pembagian
tugas tiap ricikan
- Koposisi
gending/lagu
- Catatan titi
laras gending
b) Seni Suara
- Lagu dolanan
- Tembang/sekar
- Gerong/bawa
j. Gamelan
Ricikan Gamelan adalah satuan dari alat-alat gamelan yang ditabuh
Ricikan Kendang adalah Sebuah Kendang
Nama-Nama Ricikan Gamelan :
1. Rebab
Hanya satu jenis saja. Untuk keperluan dua perangkat gamelan pelog dan
slendro dibutuhkan dua buah rebab (satu untuk slendro dan satunya untuk
pelog)
2. Kendang
Ada 4 macam, yaitu :
a. Kendang
Ageng/Kendang Gendhing dengan diameter 45 cm
b. Kendang
Wayangan dengan diameter 40 cm
c. Kendang
Batangan (Kendang Ciblon) dengan diameter 33 cm
d. Kendang
Ketipung dengan diameter 25 cm
3. Gender
Barung
Tiap gamelan slendro dan pelog, mempunyai tiga buah gender, yaitu :
- Satu untuk
gender Slendro
- Satu untuk
gender Pelog Nem
- Satu untuk
gender Pelog Barang
4. Gender
Penerus
Tiap gamelan slendro dan pelog, mempunyai tiga buah gender, yaitu :
- Satu untuk
gender Slendro
- Satu untuk
gender Pelog Nem
- Satu untuk
gender Pelog Barang
5. Bonang
Barung
Tiap gamelan slendro dan pelog mempunyai 2 buah bonang barung :
- Satu ricikan
bonang barung Slendro
- Satu ricikan
bonang barung Pelog
6. Bonang
Penerus
Tiap gamelan slendro dan pelog mempunyai 2 buah bonang barung :
- Satu ricikan
bonang barung Slendro
- Satu ricikan
bonang barung Pelog
7. Saron Barung
Tiap gamelan slendro dan pelog, mempunyai dua ricikan,
- Satu untuk
laras slendro
- Satu untuk
laras pelog
8. Saron
Penerus
Tiap gamelan slendro dan pelog, mempunyai dua ricikan,
- Satu untuk
laras slendro
- Satu untuk
laras pelog
9. Demung
Tiap gamelan slendro dan pelog, mempunyai dua ricikan,
- Satu untuk
laras slendro
- Satu untuk
laras pelog
10. Slentem
Tiap gamelan slendro dan pelog, mempunyai dua ricikan,
- Satu untuk
laras slendro
- Satu untuk
laras pelog
11. Kenong
Tiap gamelan slendro dan pelog mempunyai 10 pencon kenong
- 5 Pencon
kenong slendro, yaitu bernada : 2 3 5 6 1
- 5 Pencon
kenong pelog, yaitu bernada : 2 3 5 6 7
12. Kempul
Tiap gamelan mempunyai kempul komplit slendro/pelog 10 buah
- 5 buah laras
slendro
- 5 buah laras
pelog
13. Ketuk dan
Kempyang
Tiap gamelan slendro dan pelog, mempunyai 2 buah ketuk dan 2 buah
kempyang. Untuk ketuk slendro larasnya 2, untuk ketuk pelog larasya 6
14. Clempung
Tiap gamelan slendro dan pelog, mempunyai 2 buah clempung, yaitu :
1 untuk laras slendro dan 1 untuk laras pelog
15. Siter
untuk gamelan slendro dan pelog, jumlah siter ada 2
bentuknya seperti clempung, namun bentuknya lebih kecil
16. Siter
Penerus
untuk gamelan slendro dan pelog, jumlah siter ada 2, Bentuknya lebih
kecil lagi. Nadanya 1 oktav lebih kecil dari siter
17. Gambang
Tiap gamelan slendro dan pelog mempunyai 2 buah gambang, yaitu gambang
slendro dan gambang pelog
18. Suling
Tiap gamelan slendro dan pelog mempunyai 2 buah suling, yaitu suling
slendro dan suling pelog
19. Gong
Gamelan Slendro dan Pelog mempunyai 3 buah gong
k. Pengertian
Dalam Gamelan
1. Gamelan
Seperangkat
Gamelan laras slendro atau pelog yang komplit ricikannya
2. Gamelan
Sepangkon
2 Perangkat gamelan Slendro dan Pelog
3. Gangsa
Gamelan yang dibuat dari bahan tembaga dicampur dengan timah
4. Sengganen
Gamelan yang dibuat dari bahan plat-plat besi atau kuningan
5. Wilahan
Bagian dari ricikan gamelan yang dibuat dari logam atau kayu yang
berbentuk bilah
6. Plangkan
Bagian dari ricikan gamelan yang dibuat dari pada kayu yang dapat
diperinci sebagai berikut
a. Rancakan :
Plangkan pada bonang dan kenong
b. Pangkon :
Plangkan pada demung, saron barung dan penerus
c. Grobokan :
Plangkan pada gender dan slentem
d. Gayor :
Plangkan untuk menggantungkan kempul dan gong
7. Pluntur
Tali – tali pada gender, bonang, slentem, dan lain-lain
8. Klante
Tali-tali pada kenong, kempul dan
gong
Pertanyaan :
1. Apa
yang dimaksud pangkon?
2. Sebutkan
Klasifikasi
Musik Menurut Curt Suchs Dan Hornbostel?
3. Sebutkan Jenis-Jenis
Musik Populer?
4. Sebutkan
contoh Musik Populer?
5. Apa yang
menyebabkan musik tradisional hampir tersisihkan oleh musik modern?
|
website ini merupakan website yang memuat materi mata pelajaranSeni Budaya untuk Kelas XI semester 1 Sekolah Menengah Atas atau sederajat.
banner
Kamis, 15 November 2012
BAB 2 Seni musik
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
pusing gak jelas keterangan nya
BalasHapusgw juga bimggung..
BalasHapusAPAAN NIH!!! SENI TEATER KOK ISINYA TARI
BalasHapusgw juga bingung
BalasHapus