C. SENI TEATER (TARI)
a. Pengertian
Tari
- Haukin
menyatakan bahwa tari adalah ekspresi jiwa manusia yang diubah oleh imajinasi
dan diberi bentuk melalui media gerak sehingga menjadi bentuk gerak yang
simbolis dan sebagai ungkapan si pencipta
- Soedarsono
menyatakan bahwa tari merupakan ekspresi jiwa manusia yang diubah melalui
gerak ritmis yang indah
- Soeryodiningrat
menyatakan bahwa tari merupakan gerak anggota tubuh yang selaras dengan bunyi
musik atau gamelan diatur oleh irama sesuai dengan maksud tujuan tari
- Tari
merupakan salah satu cabang seni, dimana media ungkap yang digunakan adalah
tubuh
b. Unsur Pokok
Tari
1. Gerak
Elemen pokok tari adalah gerak. Rudolf Laban pakar tari kreatif
menyatakan bahwa gerak merupakan fungsional dari Body ( gerak bagian
kepala, kaki, tangan, badan), space (ruang gerak yang terdiri dari level,
jarak, atau tingkatan gerak), time (berhubungan dengan durasi gerak,
perubahan sikap, posisi, dan kedudukan), dinamyc (kualitas gerak menyangkut
kuat,lemah, elastis dan penekanan gerakan).
Berpijak kepada pendapat di atas, tari terdiri dari unsur gerak sebagai
unsur utama, ruang, waktu, dan tenaga. Fungsi gerak yang dihasilkan oleh
tubuh manusia pada dasarnya dapat dibedakan menjadi gerak keseharian,
olah raga, gerak bermain, bekerja, dan gerak sehari-hari. Pada khususnya,
tari lebih menekankan kepada gerak untuk berkesenian, di mana gerak dalam
tari merupakan gerak yang sudah distilisasi atau distorsi.
2. Motif Gerak
Tari
3. Motif Gerak
Tari Berpasangan Atau Kelompok
4. Ruang
Ruang adalah sesuatu yang harus diisi, ruang dalam tari mencakup semua
gerak yang diungkapkan oleh seorang penari terbentuk melalui perpindahan
gerak tubuh, posisi yang tepat dan ruang gerak penari itu sendiri.
Ruang bersentuhan langsung dengan penari. Ruang gerak penari merupakan
batas paling jauh yang dapat dijangkau penari. Di sisi lain,
ruang menjadi salah satu bentuk dari imajinasi penari dalam mengolah
ruang gerak menjadi bagian yang berpindah tempat, posisi dan kedudukan.
5. Tenaga
Ruang gerak penari tercipta melalui desain. Disain adalah gambaran yang
jelas dan masuk akal tentang bentuk/wujud ruang secara utuh. Bentuk ruang
gerak penari digambarkan secara bermakna ke dalam; desain atas dan disain
lantai (La Meri: 1979: 12). Ruang gerak tari diberi makna melalui garis
lintasan penari dalam ruang yang dilewati penari. Gerak tari yang diperagakan
menunjukan intensitas gerak yang dapat menjadi salah satu indikasi. Tenaga
yang diwujudkan oleh gerakan berhubungan dengan kualitas gerak. Hal ini dapat
tercermin pada tenaga yang disalurkan oleh penghasil gerak dalam mengisi
gerak menjadi dinamis, berkekuatan, berisi, dan menjadi anti klimak dari
tensi dan relaksasi gerak secara keseluruhan.
6. Ekspresi
Ekspresi dalam tari lebih merupakan daya ungkap melalui tubuh ke dalam
aktivitas pengalaman seseorang, selanjutnya dikomunikasikan pada
penonton/pengamat menjadi bentuk gerakan jiwa, kehendak, emosi atas
penghayatan peran yang dilakukan. Dengan demikian daya penggerak diri penari
ikut menentukan penghayatan jiwa ke dalam greget (dorongan perasaan, desakan
jiwa, ekspresi jiwa dalam bentuk tari yang terkendali).
7. Iringan Tari
Iringan dan tari adalah pasangan yang serasi dalam membentuk kesan sebuah
tarian. Keduanya seiring dan sejalan, sehingga hubungannya sangat erat dan
dapat membantu gerak lebih teratur dan ritmis. Musik yang dinamis dapat
menggugah suasana, sehingga mampu membuat penonton memperoleh sentuhan rasa
atau pesan tari sehingga komunikatif. Musik dalam tari memberi keselarasan,
keserasian, keseimbangan yang terpadu melalui alunan keras-lembut,
cepat-lambat
melodi lagu. Pada dasarnya tari membutuhkan iringan sebagai pengatur
gerak.
c. Tari
Berdasarkan Konsep Garapan
1. Tari
Tradisional adalah tari yang telah baku oleh aturan-aturan tertentu. Dalam
kurun waktu yang telah disepakati, aturan baku diwariskan secara turun
menurun melalui generasi ke generasi. Tarian jenis ini telah mengalami
perjalanan cukup panjang, bertumpu pada pola garapan tradisi yang kuat. Tari
jenis ini biasanya memiliki sifat kedaerahan yang kental dengan pola gaya
tari atau style yang dibangun melalui sifat dan karakter gerak yang sudah ada
sejak lama. Tari-tarian tradisional yang dilestarikan oleh generasi pendukung
biasanya sangat diyakini atas kemasyalakatannya. Masyarakat yang mau terlibat
di sini ikut andil dalam melestarikan tari tradisional melalui rasa tanggung
jawab dan kecintaan yang tidak bisa dinilai harganya. Masyarakat yang
bersangkutan memandang bahwa tarian jenis ini menjadi salah satu bentuk
ekspresi yang dapat menentukan watak dan karakter masyarakat yang mencintai
tarian tersebut. Dengan demikian tergambar perangai, kelakukan dan cermin
pribadinya.
a) Tari
Primitif
Tari primitif merupakan tari yang berkembang di daerah yang menganut
kepercayaan animisme dan dinamisme. Tarian ini lebih menekankan tari yang
memuja roh para leluhur. Pada jaman ini jenis tarian ini sudah mulai tidak
kedengaran lagi gaungnya.
b) Tari Rakyat
Tari-tarian yang disebut pada bab ini adalah tarian yang hingá kini
berkembang di Daerah yang bersangkutan. Masalah pembagian apakah
termasuk fungsi dan peran yang dimiliki tidak diperhitungkan.
- Aceh dan
Sumatra Utara kental imbas pengaruh Melayu. Ciri dan
bentuk tari lebih dekat ke rumpun tari Melayu. Pengaruh agama Islam yang kuat.
Gerakan tarinya lincah dan gesit,namun tidak ekspresif. Pakaian menutup semua
anggota badan (aurat) dan iringan menggunakan alat musik sederhana dengan
tepukan tangan sebagai pelengkap instrument.
Misalnya : Daerah Sumatra Utara (Sumut) tari Tor-tor gerak merapatkan dan
mengembangkan ke dua telapak tangan sambil bergerak di tempat dan geser kaki,
Tari Cawan dengan membawa cewan di atas kepala. Tari Serampang Dua belas
dengan gerak berpasangan muda mudi yang sedang berdendang. Tari Manduda, Tari
Kain, Tari Andungandung, Tari Angguk, Tari Tari Mainang Pulau Kampai, Tari
Baluse, Tari Tononiha, Tari Terang Bulan, Tari Pisu Suri, Tari Baina, Tari
Tari Barampek, Tari Basiram Tari Bulang Jagar, Tari Buyut Managan Sihala,
Tari Cikecur, Tari Kapri, Tari Karambik dll.
- Bali
Mempunyai sifat gerak dan iringan yang mengesankan. Gerakan tari tegas
dan ekspresif. Semua anggota badan digunakan untuk mengekspresikan makna dan
misi tari sehingga terkesan sakral.
Penari Pria menggunakan celana panjang sampai lutut yang dibalut kain
warna cerah atau kotak – kotak hitam putih, dan ikat kepala atau kuluk
bersulam benang emas. Penari wanita menggunakan kebaya panjang, berbalut
selendang sampai dada dan memakai hiasan kepala
- Sulawesi
Didominasi oleh penari wanita yang memiliki perwatakan lembut. Iringan
kontras menggebu-gebu terutama instrument gendang yang dimainkan oleh seorang
penari. Pakaiannya baju kurung dan ikat pinggang keemasan.
- Jawa dan
Sunda
Teknik tari Jawa dan Sunda meliputi hal-hal sebagai berikut :
§ Semangat
bathin yang member kekuatan gerak, daya tahan dan kemantapan ekspresi
§ Sadar akan
harga diri,yang memancarkan keagungan, kewibawaan,
berisi,kepastian,keberhasilan dan kesempurnaan sikap
§ Kemanunggalan
lahir bathin, pemusatan kendali ekspresi kepribadian yang bulat
§ Kukuh tak
bergeming dari kemantapan, tak goyah atas segala gangguan
c) Tari Klasik
adalah tari yang berkembang di kerajaan-kerajaan yang
telah ada di Indonesia. Puncak tari klasik terdapat pada kerajaan di
Indonesia khususnya di yogyakarta, Surakarta, Kasepuhan Cirebon,
kerajaanbone, Kerajaan Mataram Kuno, dan Kerajaan Klungkung di Bali.
Tari Non Tradisional adalah tari yang tidak berpijak pada aturan yang
sudah ada seperti tari tradisional. Tari jenis ini tari pembaruan. Tari nontradisional
lebih mengungkapkan gaya pribadi. Contoh tarinya adalah tari karya Didik nini
towok misalnya tari wek-wek, persembahan. Tari karya Bagong Kussudihardjo
misalnya tari yapong, wira pertiwi. Karya Wiwik Widyastuti tari cantik, tari
karya Abdul rochem tari Gitek balen, tari nandak ganjen karya Entong sukirman
dll.
d. Fungsi Tari
a) Tari Sebagai
Sarana Upacara
Ciri – ciri :
1. Hidup dan
berkembang dalam tradisi yang kuat, sebagai sarana untuk persembahan
2. Sebagai
sarana memuja dewa (keagamaan) yang berarti bersifat sakral,
3. Bersifat
kebersamaan dan diulang-ulang.
Misalnya :
- Upacara maju
perang : Mandau (Kalimantan)
- Upacara
panen : tari Pakarena (Sulawesi Tenggara) dan tari Manimbon (Toraja)
- Upacara
khitanan : tari Sisingaan (Jawa Barat), tari Jaran Buto (Blitar)
- Upacara
mengusir roh atau mengusir penyakit : tari Sang Hyang (Bali), tari Mabugi
(Toraja)
- Upacara
menjemput tamu : tari Reyog Ponorogo, tari Reyog Dodog (Tulungagung), tari
Pendet (Bali), tari Cakalele (Maluku)
b) Tari Sebagai
Sarana Hiburan
Ciri – ciri :
1. Mood yang
bergembira ria
2. Unsur gerak
sederhana dan bebas
3. Pakaian
bebas
4. Mudah
melibatkan peserta lainnya
5. Relatif
mudah dipelajari
Contoh :
Tayub (Jawa Tengah & Jawa Timur), Ketuk Tilu (Jawa Barat), Gandrung
(Banyuwangi), dll
c) Tari Sebagai
Sarana Seni Pertunjukan
Ciri – ciri :
1. Pola
garapannya merupakan penyajian yang khusus untuk dipertunjukkan
2. Adanya
faktor imajinatif/kreativitas
3. Adanya Ide
yang mengandung dan mengarah pada bentuk pementasan yang professional
4. Lokasi
pementasan berada ditempat yang khusus
Contoh :
Tari Gambyong (Surakarta), Golek (Yogyakarta), dll
e. Beberapa
tarian daerah di Nusantara
· Serampang
dua belas
Menggunakan irama samba, tempo cepat, teknik tarian ini menunjukkan
kelembutan. Yang terasa dalam langkah dan penampakan kaki. Arah geraknya
vertikal.
· Jaipongan
Menggunakan irama gendang, pencak sunda. Diperkuat dengan musik tanjidor.
Teknik Jaipongan menitik beratkan pada langkah kaki. Gerak pinggul merupakan
penyedap.
· Ngrema
(rema)
Tarian khas Jawa Timur. Kerincing pada pergelaran kaki adalah khas yang
merupakan bagian dari teknik tarian ini. Penari tidak hanya menari namun juga
harus menyanyi “blenderan Surabayan”. Tarian ini pada awalnya adalah tari
tunggal.
f. Beberapa
Koreografer Tari Indonesia
1. S.D.
Humardani (1923-1983) Sering dijuluki : Sang pendobrak seni tradisi, sang
gladiator, Begawan seni tradisi, budayawan.
Hasil karyanya : Pemadatan Tari Bedoyo, Srimpi Dan Gambyong. Sendratari
ronggolawe gugur. Babad Pajang. Sketsa III
2. Tjetje
Soemantri (1891 – 1963), pengubah peta tari Sunda.
Hasil karyanya : tari Dewi, tari Anjasmoro, Topeng Menak Jinggo, dll
3. R.I. Sasmito
Mardono, mengembangkan tari menak gaya Yogyakarta
Hasil karyanya : tari Golek Ayun-Ayun, Beksan Menak Umarmoyo Umarmadi,
dari golek tinembe
4. Bagong
Kussudiardjo
Tokoh
tari kreasi baru yang telah menciptakan idiom-idiom gerak baru yang lebih
mudah menembus perasaan. Selain koreografer, beliau juga sebagai pelukis.
5. Sardono
W.Kusumo
Terkenal
dengan jenis – jenis tarian yang mencoba menggunakan si penari dengan
lingkungan sebagai instrument pernyataan tari. Sehingga beliau paling jauh
melangkah mencari bentuk yang baru. Beliau lebih mengutamakan gerak daripada
titik- titik henti berupa pose-pose
6. Hurijah Adam
Berasal
dari Sumatra. Beliau lebih menekankan pada kreasi music – musiknya. Terutama
pada pencak Minang, dan mengolah bungo – bungo pencak menjadi tari
Pertanyaan :
1.
Apa yang dimaksud seni tari?
2.
Apa yang dimaksud tari primitif?
3.
Apa yang dimaksud tari rakyat?
4.
Mengapa peran seni tari tradisional mulai tergeserkan oleh modern dance?
5.
Apakah seni tari tradisional dapat di kolaborasikan dengan modern dance?
|
website ini merupakan website yang memuat materi mata pelajaranSeni Budaya untuk Kelas XI semester 1 Sekolah Menengah Atas atau sederajat.
banner
Kamis, 15 November 2012
BAB 3 Sebi teater (tari)
BAB 2 Seni musik
B. SENI MUSIK
a. Pengertian
Musik
1. Jamalus
(1988)
Musik adalah suatu hasil karya seni bunyi dalam bentuk lagu atau
komposisi musik yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penciptanya melalui
unsur-unsur musik yaitu irama, melodi, harmoni, bentuk dan struktur lagu dan
ekspresi sebagai satu kesatuan.
2. Rina (2003)
Musik merupakan salah satu cabang kesenian yang pengungkapannya dilakukan
melalui suara atau bunyi-bunyian.
3. Prier (1991)
setuju dengan pendapat Aristoteles bahwa musik merupakan curahan kekuatan
tenaga penggambaran yang berasal dari gerakan rasa dalam suatu rentetan suara
(melodi) yang berirama.
4. Menurut ahli
perkamusan (lexicographer)
Musik ialah: ”Ilmu dan seni dari kombinasi ritmis nada-nada,vokal maupun
instrumental, yang melibatkan melodi dan harmoni untuk mengekspresikan apa
saja yang memungkinkan, namun khususnya bersifat emosional”
5. Musik adalah
bagian dari seni yang menggunakan bunyi sebagai media penciptaannya
b. Vocal adalah
musik yang dibunyikan oleh suara manusia, didalamnya termasuk bersiul dan
bersenandung. Vocal dibagi menjadi 3 jenis suara, antara lain :
· Jenis suara
wanita
Terbagi atas jenis suara wanita tinggi (sopran), suara wanita sedang
(mezzo sopran), dan jenis suara wanita renda (alto).
· Jenis suara
pria
Terbagi atas suara pria tinggi (tenor), suara pria sedang (bariton) dan
suara pria rendah (bass)
· Jenis suara
anak – anak
Terbagi atas suara anak – anak tinggi dan suara anak – anak rendah
c. Sejarah Musik
Klasik
1. Era Kuno
(Antiquity) (- 500)
Lahir tidak hanya dari bangsa Eropa, namun dari Timur Tengah dan Mesir
Kuno yang meninggalkan gaya menyanyi silabis dan melismatis hingga kini tetap
digunakan di seluruh dunia. Di Era Kuno, Yunani Kuno juga masuk Negara yang
ikut mengukir sejarah musik ini. Di Yunani Kuno sudah mengenal penalaan nada,
memilih instrumen musik, mencipta modus dan ritme-ritme, Ahli matematik
Pythagoras orang pertama yang meneliti perbandingan-perbandingan getaran
dawai dan menetapkan urutan nada-nada yang hingga kini menjadi dasar sistem
musik diatonik. Romawi Kuno memberikan sumbangan sejarah berupa Tangga nada
diatonik (tujuh nada) dijadikan standar menggantikan struktur-struktur
kromatik dan enharmonik dari sistem musik Yunani.
2. Era Abad
Pertengahan (Medieval Era) 600-1450
Seni untuk pelayanan gereja, musik untuk keperluan ibadat, sebagai alat
utama untuk memahami karya-karya Tuhan (menurut ajaran Kristen)
mengembangkan modus-modus gereja sebagai sistem tangga nada yang hingga
kini masih digunakan dalam berbagai peribadatan Kristen
Standarisasi dalam berbagai lapangan pengetahuan juga terjadi dalam
musik, diantaranya sistem menyanyi SOLMISASI (rancangan Guido d’Arezzo
seorang biarawan dan teoretikus musik). Pemimpin gereja Paus Gregorius I
mengatur penggunaan lagu-lagu pujian untuk peribadatan gereja yang dikenal
dengan Gregorian chant. Gaya polifoni sebagai teknologi
komposisi yang menggabungkan dua alur melodi atau lebih memperkaya rasa
keindahan musikal dibandingkan gaya monofon sebelumnya dan cikal-bakal
harmoni.
3. Era
Renaisans (1450-1600)
Berkembang di Italia dan Eropa Utara. Berwatak klasik, pengekangan,
menahan diri, dan kalem. Renaisans dapat diartikan sebagai periode dalam
Sejarah Eropa Barat dimana manusia mulai melakukan eksplorasi terhadap dunia,
baik melalui perjalanan atau penjelajahan ke Timur maupun ke Selatan belahan
bumi, tetapi mereka juga gemar mengembangkan ilmu pengetahuan dan kesenian.
Oleh karena pikiran manusia menjadi semakin bebas, maka musik sekuler mulai
muncul dan berkembang pula musik-musik instrumental yang semula kurang
mendapatkan tempat di lingkungan tradisi gereja. Tetapi musik gereja tetap
sangat penting dan gaya polifonik vokal sangat berkembang pada periode ini.
Komposer-komposer terpenting ialah Josquin des Prés, Orlandus Lassus, William
Byrd, dan Giovanni Pierluigi da Palestrina.
4. Era Barok
& Rokoko (1600-1750) : Musik Terbatas
Ciri – cirinya :
- Melodi
cenderung lincah
- Banyak
menggunakan ornament
- Ada dinamika
keras (forte), lunak (piano)
- Harmoni dua
nada atau lebih berbunyi bergantian (polifonik/kontrapunk)
- Bentuk
vocalnya disebut Seriosa
Tokoh :
Johann Sebastian Bach
5. Era Klasik
(1750-1820)
- Ornament di
batasi
- Ada beberapa
peralihan tempo accelerando dan ritardando
- Ada
peralihan dinamik crescendo dan decrescendo
- Harmoni tiga
nada atau lebih bunyi bersamaan (homofonik)
Tokoh :
Wolfgang Amadeus Mozart
6. Era Romantik
(1820-1900)
Bersifat ekspresif untuk mengungkapkan perasaan yang subjektif, bukan
sekedar untuk keindahan
Ciri – cirinya :
- Tidak ada
ornament
- Melodi seakan
berkomunikasi
- Harmoni
bervariasi
- Penggunaan
dinamik dan tempo bervariasi
Tokoh :
Johannes Brahms, Frederic Chopin, Franz Schubert
7. Kontemporer
Klasik (Akhir Abad ke 19)
Disebut kontemporer klasik hanya untuk membedakan dengan musik
kontemporer. Istilah ini tidak sesuai dengan pengertian sebenarnya.
Kontemporer berarti sesuai dengan jamannya. Namun, kenyataannya justru
merupakan sesuatu yang unik dan berbeda dengan popularitas zamannya.
Sifat musik :
- Impresionis/tidak
dibatasi oleh aturan untuk keindahan, atau mengekspresikan perasaan. Namun,
lebih sering mengalun sekehendak mood komposernya
- Banyak
menggunakan modulasi (perubahan nada dasar)
- Ada
perubahan komposisi instrument
- Dinamik dan
tempo dengan variasi tak lazim
- Harmoni
lepas diri dari system tonal (pengelompokan tingkat akor)
Tokohnya :
Claude Debussy, George Gershwin
d. Jenis-Jenis
Musik Populer :
1. Rock
Ciri – cirinya :
- Wilayah nada
luas dari nada rendah hingga tinggi
- Kekuatan
musik pada dinamika aransemen
- Lagu kadang
sulit disenandungkan
- Lirik lagu
cenderung ekspresif
- Tempo bisa
lambat bisa cepat
- Harmoni bisa
sangat rumit
- Beat
cenderung keras
2. Jazz
Ciri – cirinya :
- Vocal dan
lirik cenderung dianggap bagian dari bunyi instrument, sehingga kesan
dukungan melodi dan harmoni terhadap ekspresi sangat kuat
- Harmoni
rumit, memiliki tonalitas yang luas, sehingga kadang berkesan sumbang sering
terjadi modulasi
- Ritme melodi
cenderung improvisasi
3. Dance
Ciri – cirinya :
- Ritme,
Melodi, Harmoni Cenderung Sederhana
- Beat Keras,
Konstan Dan Bertempo Sedang, Sesuai Untuk Senam Atau Tari
- Lirik Tidak
Terlalu Penting Karena Cenderung Untuk Mengekspresikan Gerak, Bukan Perasaan
4. Latin
Ciri – cirinya :
- Beat
konstan, dengan berbagai variasi bunyi perkusi, sesuai untuk tari
- Memiliki
ciri khas yang bervariasi pada setiap stylenya
- Melodi dan
harmoni cenderung sederhana
e. Musik
Kontemporer :
Ciri – ciri
- Tekstur
warna bunyi bisa heterogen ataupun homogeny
- Notasi musik
berupa symbol/tanda yang hanya dimengerti oleh pemusik
- Musik
memiliki kecenderungan improvisasi mengikuti mood pemusik
- Bunyi yang
dikomposisikan tidak terlalu berasal dari instrument musik
- Musik bisa
memiliki melodi atau hanya komposisi ritmis
- Melodi dan
harmoni tidak selalu mengikuti system tonal
- Tidak dibatasi
pada satu jenis tangga nada
- Tidak
terikat pada satu jenis birama
- Dinamik dan
tempo bervariasi
Contoh :
Kua Etnika (Djaduk Ferianto) Jogjakarta, Sinten Remen (Djaduk Ferianto)
Jogjakarta, Herry Roesly (Jakarta)
f. Klasifikasi
Alat Musik Menurut Curt Suchs Dan Hornbostel :
f. Pengertian
Karawitan
Karawitan berasal dari kata : ka – rawit – an, rawit artinya halus
1. Karawitan
menurut arti katanya adalah Kehalusan
2. Karawitan
menurut arti luas adalah Musik
3. Karawitan
menurut arti khusus adalah seni suara gamelan yang berlaraskan pelog slendro
g. Pengertian
Suara, Desah, dan Nada
1. Suara
(Swabawa) : Sesuatu yang kita ketahui sumber bunyinya
2. Desah
: Sesuatu yang tidak kita ketahui sumber bunyinya
3. Nada
: Suara yang tertentu dan mempunyai jumlah getaran
tiap detik
h. Laras
1. Menurut arti
khususnya, Laras adalah : Enak didengar/indah
2. Menurut arti
luasnya, Laras adalah : Urut-urutan nada dalam satu gembyangan yang
tertentu tinggi rendahnya dan tertentu banyaknya.
Menggembyang adalah bila kita menabuh dengan dua
kanan kiri bersama dengan atara 4 nada (mengapit)
Contoh : 123561
Laras Gamelan Jawa memiliki 5 Nada
Satu Gembyangan (1 Oktav) adalah 1200/Centi suara
Tiap satu nada yang satu dengan yang lain mempunyai nada antara atau yang
biasa disebut Sruti/Interval
Untuk mencatat suatu seni suara dalam karawitan, digunakan Titi Laras
atau Titi Nada
i. Titi
Latas/Titi Nada
Dibagi
menjadi 2
1. Titi Laras
berdasarkan laras:
Adalah titi laras tidak ditentukan oleh frekwensi (banyaknya getaran tiap
detik) tetapi ditentukan oleh unda usuk atau perbandingan
Menurut Ki Hajar Dewantara, tonika yang dipergunakan sebagai dasar adalah
: 1 2 3 4 5 1 untuk laras Pelog dan Slendro, beliau menamakan titi laras
“Sari Swara”
Menurut Bpk. Mahyar Kusumadinata (Bandung) cara membaca titi laras adalah
: do ; mi ; na ; ti ; la.
2. Menurut R T
Wreksodiningrat membuat system titi laras berdasarkan bilahan gamelan, yaitu
: 1 2 3 4 5 6 7
Cara ini dinamakan Sistim KEPATIHAN. Cara ini masih dipergunakan sampai
sekarang
Sistim Kepatihan, meliputi :
a) Menabuh
Gamelan, meliputi :
- Cara menabuh
- Pembagian
tugas tiap ricikan
- Koposisi
gending/lagu
- Catatan titi
laras gending
b) Seni Suara
- Lagu dolanan
- Tembang/sekar
- Gerong/bawa
j. Gamelan
Ricikan Gamelan adalah satuan dari alat-alat gamelan yang ditabuh
Ricikan Kendang adalah Sebuah Kendang
Nama-Nama Ricikan Gamelan :
1. Rebab
Hanya satu jenis saja. Untuk keperluan dua perangkat gamelan pelog dan
slendro dibutuhkan dua buah rebab (satu untuk slendro dan satunya untuk
pelog)
2. Kendang
Ada 4 macam, yaitu :
a. Kendang
Ageng/Kendang Gendhing dengan diameter 45 cm
b. Kendang
Wayangan dengan diameter 40 cm
c. Kendang
Batangan (Kendang Ciblon) dengan diameter 33 cm
d. Kendang
Ketipung dengan diameter 25 cm
3. Gender
Barung
Tiap gamelan slendro dan pelog, mempunyai tiga buah gender, yaitu :
- Satu untuk
gender Slendro
- Satu untuk
gender Pelog Nem
- Satu untuk
gender Pelog Barang
4. Gender
Penerus
Tiap gamelan slendro dan pelog, mempunyai tiga buah gender, yaitu :
- Satu untuk
gender Slendro
- Satu untuk
gender Pelog Nem
- Satu untuk
gender Pelog Barang
5. Bonang
Barung
Tiap gamelan slendro dan pelog mempunyai 2 buah bonang barung :
- Satu ricikan
bonang barung Slendro
- Satu ricikan
bonang barung Pelog
6. Bonang
Penerus
Tiap gamelan slendro dan pelog mempunyai 2 buah bonang barung :
- Satu ricikan
bonang barung Slendro
- Satu ricikan
bonang barung Pelog
7. Saron Barung
Tiap gamelan slendro dan pelog, mempunyai dua ricikan,
- Satu untuk
laras slendro
- Satu untuk
laras pelog
8. Saron
Penerus
Tiap gamelan slendro dan pelog, mempunyai dua ricikan,
- Satu untuk
laras slendro
- Satu untuk
laras pelog
9. Demung
Tiap gamelan slendro dan pelog, mempunyai dua ricikan,
- Satu untuk
laras slendro
- Satu untuk
laras pelog
10. Slentem
Tiap gamelan slendro dan pelog, mempunyai dua ricikan,
- Satu untuk
laras slendro
- Satu untuk
laras pelog
11. Kenong
Tiap gamelan slendro dan pelog mempunyai 10 pencon kenong
- 5 Pencon
kenong slendro, yaitu bernada : 2 3 5 6 1
- 5 Pencon
kenong pelog, yaitu bernada : 2 3 5 6 7
12. Kempul
Tiap gamelan mempunyai kempul komplit slendro/pelog 10 buah
- 5 buah laras
slendro
- 5 buah laras
pelog
13. Ketuk dan
Kempyang
Tiap gamelan slendro dan pelog, mempunyai 2 buah ketuk dan 2 buah
kempyang. Untuk ketuk slendro larasnya 2, untuk ketuk pelog larasya 6
14. Clempung
Tiap gamelan slendro dan pelog, mempunyai 2 buah clempung, yaitu :
1 untuk laras slendro dan 1 untuk laras pelog
15. Siter
untuk gamelan slendro dan pelog, jumlah siter ada 2
bentuknya seperti clempung, namun bentuknya lebih kecil
16. Siter
Penerus
untuk gamelan slendro dan pelog, jumlah siter ada 2, Bentuknya lebih
kecil lagi. Nadanya 1 oktav lebih kecil dari siter
17. Gambang
Tiap gamelan slendro dan pelog mempunyai 2 buah gambang, yaitu gambang
slendro dan gambang pelog
18. Suling
Tiap gamelan slendro dan pelog mempunyai 2 buah suling, yaitu suling
slendro dan suling pelog
19. Gong
Gamelan Slendro dan Pelog mempunyai 3 buah gong
k. Pengertian
Dalam Gamelan
1. Gamelan
Seperangkat
Gamelan laras slendro atau pelog yang komplit ricikannya
2. Gamelan
Sepangkon
2 Perangkat gamelan Slendro dan Pelog
3. Gangsa
Gamelan yang dibuat dari bahan tembaga dicampur dengan timah
4. Sengganen
Gamelan yang dibuat dari bahan plat-plat besi atau kuningan
5. Wilahan
Bagian dari ricikan gamelan yang dibuat dari logam atau kayu yang
berbentuk bilah
6. Plangkan
Bagian dari ricikan gamelan yang dibuat dari pada kayu yang dapat
diperinci sebagai berikut
a. Rancakan :
Plangkan pada bonang dan kenong
b. Pangkon :
Plangkan pada demung, saron barung dan penerus
c. Grobokan :
Plangkan pada gender dan slentem
d. Gayor :
Plangkan untuk menggantungkan kempul dan gong
7. Pluntur
Tali – tali pada gender, bonang, slentem, dan lain-lain
8. Klante
Tali-tali pada kenong, kempul dan
gong
Pertanyaan :
1. Apa
yang dimaksud pangkon?
2. Sebutkan
Klasifikasi
Musik Menurut Curt Suchs Dan Hornbostel?
3. Sebutkan Jenis-Jenis
Musik Populer?
4. Sebutkan
contoh Musik Populer?
5. Apa yang
menyebabkan musik tradisional hampir tersisihkan oleh musik modern?
|
Langganan:
Postingan (Atom)