A. SENI RUPA
(PROGRAM IPA,IPS,BAHASA)
a. Apresiasi
Seni
Apresiasi berasal dari Bahasa Latin, Appretiatus yang
artinya penilaian/penghargaan.
Apresiasi dilihat dari Bahasa Inggris, Appreciate, yang
artinya menentukan atau menunjukkan nilai, atau menilai, melihat bobot karya,
menikmati kemudian menyadari kepekaan rasa dan menghayati.
Mengapresiasi artinya berusaha mengerti tentang seni dan menjadi peka
terhadap segi-segi di dalamnya, sehingga secara sadar mampu menikmati dan
menilai karya dengan semestinya.
Apresiasi Seni adalah suatu proses penghayatan suatu karya seni yang
dihormati dan penghargaan pada karya seni itu sendiri serta penghargaan pada
pembuatnya.
Secara umum, Apresiasi dapat diartikan sebagai kesadaran menilai lewat
penghayatan suatu karya seni.
Kegiatan Apresiasi yaitu melakukan pengamatanm pemahaman, penilaian atau
mengevaluasi serta mengkritik.
Kegiatan seni adalah kegiatan yang berbeda dengan kegiatan manusiawi yang
lain, karena mempunyai sifat yang khusus dan istimewa.
Kegiatan seni merupakan kegiatan member kesan tentang dunia disekitar
kita lewat sentuhan – sentuhan artistik dan estetik/seni dan keindahan pada
ciptaan yang ada.
Proses apresiasi terbentuk dari dua kemungkinan, yaitu Afektif dan
Kreatif. Proses apresiasi afektif terjadi apabila pengamatan seni cepat
mengalami empati dan rasa puas.
Proses apresiasi kreatif terjadi apabila pengamat seni sadar dalam
melakukan penghayatan dan penilaian serta menggunakan aspek logika dalam
menentukan nilai suatu karya seni.
Apresiasi kreatif dapat didefinisikan sebagai proses aktif dan kreatif
sehingga secara efektif pengamat dapat memahami nilai seni, yaitu untuk
mengalami pengalaman estetik.
Dalam proses apresiasi kreatif dapat melalui beberapa tahapan
khusus,
antara lain :
1. Pengamatan
objek karya seni
Menurut Verbeek, pengamatan bukanlah mengunakan satu indra saja,
melainkan pemberdayaan seluruh pribadi. Yang artinya: ketajaman pengamatan
seseorang tergantung pada pengetahuan pengetahuan, pengalaman, perasaan,
keinginan dan anggapan seseorang.
Pengamatan terhadap objek/hasil karya seni merupakan pengamatan terhadap
suatu objek yang terdiri atas totalitas yang penuh arti.
2. Aktivitas
fisiologis
Tindakan nyata untuk melakukan sesuatu
3. Aktivitas
psikologis
Terjadinya persepsi sampai dengan evaluasi kemudian timbul interpretasi
imajinatif dan dorongan berbuat kreatif
4. Aktivitas
penghayatan
Terjadinya sebuah perenungan terhadap sebuah objek
5. Aktivitas
penghargaan
Terjadiya sebuah evaluasi terhadap objek. Evaluasi dapat berapa saran dan
kritikan
Dalam proses penciptaan karya seni, seorang seniman atau kreator seni
harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Konsep/gagasan
Konsep/Ide datang dapat digolongkan menjadi 2, yaitu :
a. Ide datang
lebih awal
Ketika seniman telah memiliki ide tertentu, langkah selanjutnya baru
menentukan media, teknik dan penyelesaian ide
b. Ide datang
setelah melihat media
Ketika seniman menemukan ide setelah mengamati media. Bentuk ditemukan
dari media yang ada sebagai bentuk frontal (Shape)
2. Teknik
adalah cara yang digunakan dalam membuat karya, hal ini terkait dengan
media yang dihadapi dan dikerjakan
3. Corak atau
gaya
setiap daerah memiliki bentuk yang berbeda dari ragam hias dan teknik
penyelesaian karya
4. Keunikan
atau ciri khusus
yang dimiliki antar daerah dan bangsa berbeda-beda
b. Unsur –
Unsur Seni Rupa
a. Garis adalah
goresan atau batas limit dari suatu benda, ruang, bidang, warna,
texture, dan lainnya. Garis mempunyai dimensi memanjang dan mempunyai
arah tertentu, garis mempunyai berbagai sifat, seperti pendek, panjang,
lurus, tipis, vertikal, horizontal, melengkung, berombak, halus, tebal,
miring, patah-patah, dan masih banyak lagi sifat-sifat yang lain. Kesan lain
dari garis ialah dapat memberikan kesan gerak, ide, simbol, dan kode-kode
tertentu, dan lain sebagainya. Pemanfaatan garis dalam desain diterapkan guna
mencapai kesan tertentu, seperti untuk menciptakan kesan kekar, kuat simpel,
megah ataupun juga agung. Beberapa contoh symbol ekspresi garis serta kesan
yang ditimbulkannya, dan tentu saja dalam penerapannya nanti disesuaikan
dengan warna-warnanya.
b. Bidang dalam
seni rupa merupakan salah satu unsur seni rupa yang terbentuk
dari hubungan beberapa garis. Bidang dibatasi kontur dan merupakan 2 dimensi,
menyatakan permukaan, dan memiliki ukuran Bidang dasar dalam seni rupa antara
lain, bidang segitiga, segiempat, trapesium, lingkaran, oval, dan segi banyak
lainnya
c. Bentuk dalam
pengertian bahasa, dapat berarti bangun (shape) atau bentuk plastis (form).
Bangun (shape) ialah bentuk benda yang polos, seperti yang terlihat oleh
mata, sekedar untuk menyebut sifatnya yang bulat, persegi, ornamental, tak
teratur dan sebagainya. Sedang bentuk plastis ialah bentuk benda yang
terlihat dan terasa karena adanya unsur nilai (value) dari benda tersebut,
contohnya lemari. Lemari hadir di dalam suatu ruangan bukan hanya sekedar
kotak persegi empat, akan tetapi mempunyai nilai dan peran yang lainnya.
d. Ruang dalam
arti yang luas adalah seluruh keluasan, termasuk di dalamnya hawa udara.
Dalam pengertian yang sempit ruang dibedakan menjadi dua, yaitu ruang negatif
dan ruang positif. Ruang negatif adalah ruang yang mengelilingi wujud bentuk,
sedang ruang positif adalah ruang yang diisi atau ditempati wujud bentuk.
e. Warna
merupakan unsur penting dan paling dominant dalam sebuah penciptaan karya
desain. Melalui warna orang dapat menggambarkan suatu benda mencapai
kesesuaian dengan kenyataan yang sebenarnya. Warna dapat dikelompokkan
berdasarkan jenis warna, sifat warna, dan makna warna.
1) Jenis warna
Dalam sistem Prang (The Prang System), warna dalam hal ini adalah pigmen
yang dapat dikelompokkan sebagai jenis-jenis warna sebagai berikut :
- Warna
primer, yaitu tiga warnapokok yakni merah, biru, dan kuning.
- Warna
sekunder / biner, yaituperpaduan antara 2 warna primer
- dan
menghasilkan warna hijau,jingga dan ungu.
- Warna
intermediate, yaitu percampuran antara warna primer dengan warna sekunder,
menghasilkan warna kuning hijau,hijau-biru, biru-ungu,
merah-ungu,merah-jingga, dan kuning-jingga.
- Warna
tertier, yaitu percampuran antara warna sekunder dan warna
intermediate dan menghasilkan sebanyak 12 warna.
- Warna
quarterner, yaitu pencampuran warna intermediate dengan warna tertier dan
menghasilkan sebanyak 24 warna.
Lingkaran
Warna
2) Sifat warna
Sifat warna dikelompokkan menjadi tiga, yaitu : hue, value,
dan
intensity.
- Hue
Hue adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan nama dari
suatu warna, seperti merah, biru, kuning, hijau, coklat, ungu, jingga,
dan warna lainnya. Perbedaan antara merah dengan biru, atau merah dengan
kuning adalah perbedaan dalam hue.
- Value
Value adalah istilah untuk menyatakan gelap terangnya warna atau
harga dari hue. Untuk mengubah value, misalnya dari merah normal ke merah
muda dapat dicapai dengan cara menambahputih atau mempercair warna tersebut
hingga memberi kesan terang. Dan untuk memberi kesan gelap misalnya merah tua
dapat dicapai dengan menambah hitam. Value yang berada
dipertengahan disebut middle value dan yang berada di atas middle value
disebut high value, sedang yang berada dibawahnya disebut low value.
Value yang lebih terang dari warna normal disebut tint dan
yang lebih gelap disebut shade. Close value adalah
value yang berdekatan atau bersamaan dan kelihatan lembut dan terang.
- Intensity
Intensity atau chroma adalah istilah untuk menyatakan cerah atau
suramnya warna, kualitas atau kekuatan warna. Warna-warna yang
intensitasnya penuh nampak sangat mencolok dan menimbulkan efek tegas, sedang
warna-warna yang intensitasnya rendah nampak lebih lembut.
Berdasarkan paduan warna (colour scheme), warnadapat dibagi dalam tiga
tipe yakni
* Warna
monokromatrik adalah tingkatan warna dari gelap ke terang dalam urutan satu
warna, misalnya urutan dari merah tua sampai ke merah yang paling muda.
* Warna
Complementer, yaitu dua warna yang berlawanan dalam kedudukan
berhadap-hadapan, memiliki kekuatan berimbang, misalnya kuning kontras ungu,
biru kontras jingga, dan merah kontras hijau.
* Warna
analogus adalah tingkatan warna dari gelap ke terang dalam urutan beberapa
warna, misalnya urutan dari biru, biru kehijauan, hijau, hijau kekuningan,
dan kuning.
3) Makna Warna
Sebagaimana unsur desain yang lain, warna juga mempunyai makna yang
berbeda, antara lain sebagai berikut :
- Merah
mempunyai makna api, panas, marah, bahaya, aksi, gagah, berani, hidup, riang
dan dinamis.
- Putih
mempunyai makna suci, mati, bersih, tak berdosa, dan jujur.
- Kuning
mempunyai makna matahari, cerah, sukacita, terang, iri, dan benci.
- Kuning emas
mempunyai makna masyhur, agung, luhur, dan jaya.
- Coklat
mempunyai makna stabil dan kukuh.
- Jingga
mempunyai makna masak, bahagia, senja, riang, mashur, dan agung.
- Biru
mempunyai makna tenang, kenyataan, damai, kebenaran, kesedihan dan setia.
- Hijau
mempunyai makna dingin, sejuk, tenang, segar, mentah, pertumbuhan, dan
harapan.
- Merah muda
mempunyai makna romantis, dan ringan.
- Ungu
mempunyai makna kekayaan, berkabung, bangsawan, mewah, berduka cita, dan
mengandung rahasia.
- Hitam
mempunyai makna tragedi, kematian, duka, kegelapan, gaib, tegas, dan dalam.
Pemaknaan warna dipengaruhi oleh aspek budaya setempat. Pemaknaan warna
yang terkait dengan warna sebagai simbol, di masing-masing daerah atau
wilayah, akan berbeda, sesuai dengan pemaknaannya dalam budaya setempat.
Contoh :
bendera tanda adanya kematian, di Indonesia berbeda sesuai daerah
setempat. Di Yogjakarta, bendera merah, di Jakarta – kuning, di Sulawesi –
putih, di Sumatera – merah, dan sebagainya.
Di negeri China, warna merah berarti Cinta, sedangkan di Indonesia
berarti marah atau berani.
4) Kombinasi
Warna
Cara menyusun atau memadukan dua warna atau lebih dalam sebuah komposisi
- Kombinasi
Warna yang harmonis
Kombinasi antara warna-warna yang serumpun, letaknya berdekatan dengan
lingkaran warna. Misalnya : hijau tua dengan hijau muda.
- Kombinasi
warna yang kontras
Kombinasi antara warna-warna yang berlawanan letaknya dalam lingkaran
warna. Misalnya : Hijau dengan Merah
- Kombinasi
warna analog
Dua atau tiga corak warna yang berdekatan letaknya dalam lingkaranan
warna. Misalnya : Biru, Ungu, Merah
5) Penggunaan
Warna
- Cara
Heraldis (pengertian dan contoh sudah dijabarkan dalam MANKNA WARNA)
- Cara Murni,
penggunaan warna secara lebih bebas. Misalnya Pohon dicat warna merah, Kuda
dicat warna hijau,dll
- Cara
Naturalis, penggunaan warna sesuai dengan aslinya yang terdapat pada alam.
Misalnya : warna daun adalah hijau
f. Tekstur
Tekstur adalah nilai raba pada suatu permukaan, baik itu nyata maupun
semu. Suatu permukaan mungkin kasar, mungkin juga halus, mungkin juga lunak
mungkin juga kasap atau licin dan lain-lain. Ada dua macam tekstur yakni
tekstur nyata dan tekstur semu, sebagai berikut :
1) Tekstur
nyata
Tekstur nyata adalah tekstur fisik suatu benda secara nyata yang
dikarenakan adanya perbedaan permukaan suatu benda. Misalnya tekstur wool
berbeda dengan kapas, kain sutera berbeda dengan plastik, dan lain
sebagainya. Tekstur ini dapat dikelompokkan dalam tekstur alam, tekstur
buatan dan tekstur reproduksi. Tekstur alam adalah tekstur yang berasal
langsung dari alam, misalnya daun, kulit kayu, permukaan batu, dan lainnya.
Tekstur buatan adalah tekstur yang tercipta dari susunan benda-benda alam,
seperti tikar (dari daun yang disusun), goni (dari pasir dan kertas).
Sedangkan tekstur reproduksi adalah tekstur yang dibuat melalui reproduksi
benda yang sebenarnya, misalnya wallpaper.
2) Tekstur semu
Tekstur semu adalah tekstur yang terlihat saja berbeda tetapi bila diraba
ternyata sama saja. Tekstur ini hadir karena adanya unsur gelap terang atau
karena unsur perspektif.
Selain nilai raba pada suatu permukaan, tekstur juga dapat menimbulkan
kesan berat dan ringan. Sebuah kubus dari besai yang berat bila dibagian
luarnya dilapisi dengan karton maka akan memberi kesan ringan dan kosong.
c. Karya Seni
berdasarkan jenis matra (dimensi)
- Dwi Matra,
karya seni rupa berbentuk datar atau dua ukuran (panjang dan lebar) yang
hanya dapat dipandang dari arah depan saja. Misalnya : gambar,lukisan,dll
- Tri Matra,
karya seni yang memiliki ukuran panjang, lebar, tinggi, dan volume yang dapat
dipandang dari berbagai sisi atau arah pandang. Misalnya : patung, keramik,
seni bangunan (arsitektur)
d. Karya Seni
berdasarkan teknik pembuatannya
- Handmade
(buatan tangan)
- Masinal
(dikerjakan oleh mesin)
- Komputer
e. Karya Seni
berdasarkan tujuan pembuatannya
- Karya seni
murni sebagai media berekspresi, rekreasi, terapi, dan komunikasi
- Karya seni
terapan diciptakan untuk tujuan fungsional
f. Karya Seni
berdasarkan Aliran – Alirannya
- Naturalisme
Aliran ini merupakan suatu aliran seni rupa yang mengutamakan kesesuaian
dengan keadaan mahluk hidup, alam, dan benda mati sebenarnya. Contoh yang
paling terlihat adalah pada lukisan potret diri, pemandangan alam, atau
landscape.
- Realisme
Aliran ini menunjukkan suatu keadaan sosial yang sesungguhnya dan
biasanya memprihatinkan dan sedang bergejolak di dunia atau suatu tempat
tertentu. Contoh aliran seni rupa ini antara lain melukiskan kemiskinan,
kesedihan, atau peristiwa yang memilukan.
- Romantisme
Aliran ini umumnya ditandai oleh tema-tema yang fantastis, penuh khayal,
atau petualangan para pahlawan purba. Juga banyak menampilkan berbagai
perilaku dan karakter manusia yang dilebih lebihkan.
Para pelukis ini antara lain Eugene delacroik (1798-1963), JeanBaptiste
Camille Corot (1796-1875) dan Rousseau (1812-1876). Gaya inijuga berkembang
di Jerman, Belanda, dan Perancis.
- Impresionisme
Aliran ini dalam dunia seni rupa berawal dari ungkapan yang mengejek pada
karya Claude Monet (1840-1926) pada saat pameran di Paris tahun
1874. Karya ini menggambarkan bunga teratai dipagi hari yang ditampilkan
dalam bentuk yang samar dan warna kabur dan olehsebagian kritikus seni
disebut sebagai “impresionistik “, suatu lukisanyang menampilakan bentuk yang
sederhana dan terlampau biasa.
- Ekspresionisme
Adalah suatu aliran dalam seni rupa yang melukiskan suasanakesedihan,
kekerasan, kebahagiaan, atau keceriaan dalam ungkapan rupa yang emosional dan
ekspresif.
Salah seorang pelukis yang beraliran Ekspresionisme adalah Vincent
van Gogh (1853-1890). Lukisan lukisannya penuh dengan ekpresi gejolak
jiwa yang diakibatkan oleh penderitaan dan kegagalan dalam hidup.salah satu
lukisannya yang terkenal adalah “Malam Penuh Bintang“(1889), yang
mengekpresikan gairah yuang tinggi sekaligus perasaan kesepian.
- Kubisme
Kubisme adalah suatu aliran dalam seni rupa yang bertitik tolak dari
penyederhanaan bentuk-bentuk alam secara geometris (berkotak-kotak).
Pada tahun 1909 berkembang aliran kubisme Analistis yang mengembangkan
konsep dimensi empat dalam seni lukis. Dan dimengerti sebagai konsep dimensi
ruang dan waktu dalam lukisan. Pada setiap sudut lukisan terlihat objek yang
dipecah-pecah dengan posisi waktu yang berbeda. Sedangkan Kubisme Sintetis,
pelukisannya disusun dengan bidang yang berlainan yang saling tumpang dan
tembus.
- Konstruksifisme
Aliran seni ini awalnya berkembang di Rusia penggagasnya antara lain
Vladimir Tattin, Antoine Pevsner, dan Naum Gabo. Gaya ini mengetengahkan
berbagai karya seni berbentuk tiga dimensional namun
wujudnya abstrak. Bahan-bahan yang dipergunakan adalah bahan modern
seperti besi beton, kawat, bahkan plastik.
- Abstrakisme
Seni ini menampilkan unsur-unsur seni rupa yang disusun tidak terbatas
pada bentuk-bentuk yang ada di alam. Garis, bentuk, dan warna ditampilkan
tanpa mengindahkan bentuk asli di alam.
Kadinsky dan PietMondrian marupakan sebagian perupa beraliran abstrak
ini. Seni Abstrak ini pada dasarnya berusaha memurnikan karya seni, tanpa
terikat dengan wujud di alam.
- Dadaisme
Adalah gerakan seni rupa modern yang memiliki kecendrungan menihilkan
hukum–hukum keindahan yang ada.Ciri utama gaya ini adalah paduan dari
berbagai karya lukisan, patung atau barang tertentu dengan menambahkan unsur
rupa yang tak lazim sebagai protes pada keadaan sekitarnya, seperti lukisan
reproduksi lukisan “Monalisa “ karya
Leonardo da Vinci tetapi diberi kumis, atau petusan laki-laki diberi
dudukan dan tandatangan, kemudian dipamerkan di suatu galeri.
- Surealisme
Adalah penggambaran dunia fantasi psikologis yang diekspresikan secara
verbal, tertulis maupun visual. Bentuk-bentuk alam dideformasi, sehingga
penuh fantasi dan di luar kewajaran.
- Elektisisme
Yaitu gerakan seni awal abad ke- 20 yang mengkombinasikan berbagai
sumbergaya yang ada di dunia menjadi wujud seni modern. Banyak yang
menjadi sumber inspirasi dari gaya seni ini. Antara lain, gaya seni primitive
sejumlah suku bangsa di Afrika, karya seni pra-sejarah, seni Amerika Latin,
gaya esetik Mesir Purba, dan Yunani Kuno.
Tokoh-tokoh seni yang menerapkan gaya ini antasra lain Picasso (disamping
sebagai tokoh Kubisme), Paul Gaugguin, Georges Braque, Jean Arp, Henry Moore,
dan Gabo.
- Posmodernisme
Istilah seni ini umumnya disebut seni kontemporer yaitu mengelompokan
gaya-gaya seni rupa yang sezaman dengan pengamat atau yang menjadi
kecenderungan popular dan dipilih oleh para seniman dalam rentang lima puluh
tahun terakhir hingga sekarang.
Gaya ini sering diartikan sebagai aliran yang berkembang setelah seni
modern. Jika dalam seni modern lebih memusatkan kepada ekspresi pribadi dan
penggalian gaya baru, dalam seni Posmodern ungkapan seni
lebih ditekankan kepada semantika (makna rupa) dan semiotika (permainan
tanda rupa).
g. Tokoh Seni
Rupa (Pelukis)
· Golongan
pelukis yang menggambarkan bentuk – bentuk alamiah dan kepersisan visual yang
mewakili kelompok naturalism dan realisme. Pelukisnya terdiri dari:
S.Sudjono, Sudarso, Dullah, Wardoyo, Wahdi, Basuki Abdullah,dll
· Golongan
pelukis yang menampilkan kesadaran subyektif (ekspesionisme) pelukisnya
antara lain : Krisna Mutajab, Zaini, Popo Iskandar, dll
· Golongan
pelukis yang menampilkan bentuk – bentuk abstrak non figuratif. Pelukisnya
adalah : Fajar Sidik, Aming Prayitno, Umi Dakhlan, dll
· Golongan
pelukis yang menampilkan bentuk – bentuk dekoratif. Pelukisnya antara lain :
Suparto, Widyat, Mulyadi W, dll
h. Seni Kriya
Batik
Seni kriya batik yang berkembang pada masa sekarang merupakan kelanjutan
seni kerajinan batik sebelumnya. Daerah-daerah perkembangan batik di Jawa
Barat masa sekarang terdapat di daerah Cirebon.
Dalam pembuatan batik, kita mengenal ada empat cara pembuatannya, yaitu
dengan cara ditulis dengan canting yang biasa di sebut dengan batik tulis,
dengan cara di cetak dengan cap disebut batik cap, dengan cara diikat dengan
tali/benang dinamakan batik ikat atau jumputan dan dengan cara dicetak dengan screen yang
kemudian kita namakan batik cetak atau batik printing.
Pembuatan motif pada batik tulis, dibuat dengan cara memberikan malam
dengan alat canting/kuas ke atas permukaan kain yang telah digambar
sebelumnya. Sedang pemberian motif pada batik cap dibuat dengan menggunakan
cap atau stempel logam yang permukaannya telah diberi malam lalu dicetakkan
pada permukaan kain. Pemberian motif pada batik printing dibuat dengan cara
mencetakkan larutan napthol yang telah dikentalkan ke atas permukaan kain
dengan menggunakan alat rakel.
Sedangkan pemberian motif pada batik ikat, motifnya diikat-ikat dengan
tali
plastic atau benang hingga menjadi motif yang diinginkan. Proses berikut
adalah pencelupan kain ke larutan naptol, garam warna dan air pembilas.
Khusus untuk batik printing langsung dicelupkan kelarutan garam warna. Untuk
menghasilkan warna batik yang baik proses pencelupannya harus diakukan
berulang-ulang.
Proses selanjutnya disebut proses pelorotan malam. Caranya kain yang
telah selesai pada proses pencelupan, dicelupkan kembali ke dalam air panas
yang telah diberi bubuk soda abu atau soda ASH.
Benda-benda pakai yang dihasilkan dari kerajinan ini adalah kain,
selendang, taplak meja, sprei, sarung bantal, hiasan dinding, gorden dan
lain-lain. Bahasan berikut adalah penjelasan tentang bahan, peralatan dan
tahap-tahap dalam pembuatan karya batik tulis. Untuk lebih jelasnya silahkan
Anda perhatikan dengan saksama.
· Tahap
pembuatan gambar motif
Bahan dan peralatan yang digunakan pada tahap ini adalah kain katun, pola
gambar atau mall, pensil 4B-5B, dan meja kaca. Pembuatan
gambar
motif pada kain, dapat dicapai dengan menjiplak pola / mall yang
telah disiapkan atau bias juga dengan cara menuliskan langsung di atas kain.
Untuk menghasilkan gambar motif yang baik penulisannya dilakukan di atas
meja kaca. Bila kain yang hendak digambari banyak lilin / kotor maka kain
harus dicuci terlebih dahulu dengan sabun. Hal ini dimaksud agar dalam proses
pencelupan nanti warna mudah menyerap.
· Tahap
pemberian malam
Dalam tahap ini bahan dan peralatan yang digunakan, yaitu :
§ Kain, jenis
kain yang digunakan untuk membatik adalah jenis kain yang bahan bakunya
terbuat dari kapas (katun) atau sutera, misalnya kain blacu, poplin,
birkolin, santung, prima, premisima, vealisima, linen, dan sutera.
§ Malam, malam
untuk membatik terdiri atas malam lowong (warnanya
kuning dan lebih liat), malam cetak (warnanya coklat, sifatnya kurang
kuning dan lebih liat), malam cetak (warnanya coklat, sifatnya kurang
liat),dan malam putih / paraffin (sifatnya rapuh, dan mudah retak).
§ Canting,
canting yang digunakan untuk membatik terdiri dari canting cecek (lubangnya
kecil), canting klowong (lubangnya sedang) dan canting nembok (lubangnya
besar).
§ Peralatan
penunjang, alat penunjang yang digunakan dalam tahap ini adalah kompor kecil,
kenceng, panci, dan lainnya.
· Tahapan
pemberian warna pada batik tulis
§ Pemberian
warna rapid
Pemberian warna rapid dilakukan dengan cara menyapukan warna rapid ke
bagian-bagian gambar yang diinginkan. Fungsi warna ini hanya sebagai variasi
agar batik lebih menarik. Larutan rapid dibuat dengan cara mengaduk rapid
dengan minyak TRO hingga kental, kemudian diberi air dingin dan diaduk
kembali hingga merata. Perbandingannya adalah 1 sendok makan rapid : 2 sendok
minyak TRO : 1 gelas besar air dingin.
§ Proses
pencelupan
§ Proses
pencelupan dalam membuat batik dilakukan dalam tiga langkah.Pertama
pencelupan pada larutan naptol (bak I), kedua pencelupan pada larutan garam
warna (bak II), dan ketiga pencelupan pada air pembilas (bakIII). Untuk
menghasilkan warna yang memuaskan, proses pencelupan dilakukan
berulang-ulang.
§ Tahap
melunturkan malam
Untuk melunturkan atau melorotkan malam pada kain batik yang telah
selesai pada proses pencelupan, dilakukan dengan cara memasukkan kain ke
dalam bak yang berisi air panas yang telah dicampur soda abu (Soda ASH) dan
soda api (costik soda). Proses melunturkannya kain dimasukkan ke dalam bak,
diangkat-angkat dengan menggunakan jepitan hingga malamnya lepas dan
selanjutnya dibilas dengan air bersih, diperas, dan dianginanginkan.
· Peralatan
Membatik
§ Canting
- Canting
merupakan alat utama yang dipergunakan untuk membatik.
Penggunaan canting adalah untuk menorehkan (melukiskan) cairan malam agar
terbentuk motif batik. Canting memiliki beberapa bagian yaitu:
ü Gagang
merupakan bagian canting yang berfungsi sebagai pegangan pembatik pada saat
menggunakan canting untuk mengambil cairan malam dari wajan, dan menorehkan
(melukiskan) cairan malam pada kain. Gagang biasanya terbuat dari kayu
ringan.
ü Nyamplung
(tangki kecil) merupakan bgian canting yang berfungsi sebagai wadah cairan
malam pada saat proses membatik. Nyamplung terbuat dari tembaga.
ü Cucuk atau
carat merupakan bagian ujung canting dan memiliki lubang sebagai saluran
cairan malam dari nyamplung. Ukuran beragam tergantung jenisnya. Cucuk
tersebut terbuat dari tembaga.Kondisi cucuk harus senantiasa berlubang, kalau
tersumbat oleh cairan malam yang sudah mengeras, cucuk dapat dilubangi lagi
dengan cara mencelupkan di cairan panas malam, sumbatan keras tersebut akan
turut mencair kembali. Sedangkan bila sumbatan belum mengeras maka
pelubangannya dapat dipakai dengan bulu sapu lantai.
§ Kuas
Pada umumnya kuas dipergunakan untuk melukis, dalam proses membatik kuas
juga dapat dipergunakan untuk Nonyoki yaitu mengisi bidang motif luas dengan
malam secara penuh. Kuas dapat juga untuk menggores secara ekspresif dalam
mewarnai kain. Anda dapat mempergunakan kuas cat minyak, kuas cat air, atau
bahkan kuas cat tembok untuk bidang sangat luas.
§ Kompor
Minyak Tanah dipergunakan untuk memanasi malam agar cair. Pilihlah
kompor yang ukurannya kecil saja, tidak perlu yang besar. Pembatik
tradisional biasanya menggunakan anglo atau keren. Anglo merupakan arang katu
sebagai bahan bakar. Kelemahan anglo/keren adalah asap yang ditimbulkannya
berbeda dengan kompor yang tidak seberapa menimbulkan asap.
Pilihlah kompor yang ukuran kecil saja, dengan diameter sekitar 13
cm,sesuai dengan besaran wajan yang digunakan. Pemanasan malam tidak
membutuhkan api yang cukup besar seperti kalau kita memasak di dapur.
§ Wajan
Wadah untuk mencairkan malam menggunakan wajan, terbuat dari bahan logam.
Pilihlah wajan yang memiliki tangkai lengkap kanan dan kiri agar memudahkan
kita mengangkatnya dari dan ke atas kompor.
Wajan yang dipakai tidak perlu berukuran besar, wajan dengan diameter
kurang lebih 15 cm sudah cukup memadai untuk tempat pencairan malam.
§ Gawangan
Pada waktu membatik kain panjang, tidak mungkin tangan kiri pembatik
memegangi kain tersebut. Untuk itu membutuhkan media untuk membentangkan kain
tersebut, yang disebut gawangan. Disebut demikian karena bentuknya seperti
gawang sepakbola, terbuat dari kayu, agar ringan dan mudah diangkat dan
dipindahkan.
Peralatan tersebut di atas sudah cukup memadai untuk kegiatan membatik
Anda. Memang di masa lalu ada beberapa peralatan pendukung lainnya seperti
saringan, kursi kecil (dingklik) dan lipas/tepas. Tepas diperlukan untuk
membantuk menyalakan api arang kayu di anglo/keren.
Sekarang ini dengan adanya kompor, maka tepas tidak diperlukan dalam
kegiatan membatik.
§ Nampan
Nampan plastik diperlukan untuk tempat cairan campuran pewarna dan
mencelup kain dalam proses pewarnaan. Pilihlah ukuran nampan yang
sesuai dengan ukuran kain yang dibatik agar kain benar-benar tercelup
semuanya.
§ Panci
Panci aluminium diperlukan untuk memanaskan air di atas kompor atau
tungku dan untuk melorot kain setelah diwarnai agar malam bisa bersih.
Pilihlah ukuran panci sesuai dengan ukuran kain yang dibatik
§ Sarung
tangan
Sarung tangan diperlukan sebagai pelindung tangan pada saat mencampur
bahan pewarna dan mencelupkan kain ke dalam cairan pewarna.
Selama penyiapan warna dan pewarnaan kain, pergunakanlah selalu sarung
tangan karena bahan pewarna batik terbuat dari bahan kimia yang berbahaya
bagi kesehatan kulit dan pernafasan, kecuali pewarna alami (natural).
§ Sendok &
Mangkuk
Sendok makan dibutuhkan untuk menakar zat pewarna dan mangkuk plastik
untuk mencampur zat pewarna tersebut sebelum dimasukkan ke
dalam air. Selain itu juga diperlukan gelas untuk menakar air.
i. Seni Kriya
Ikat Celup (Tie Dye)
Tie Dye atau ikat celup pada dasarnya mempunyai pengertian yang sama
yaitu menghias kain dengan cara diikat atau dalam bahasa Jawa dijumput
sedikit, dengan tali atau karet, dijelujur, dilipat, sampai kedap air, lalu
dicelup dengan pewarna batik. Setiap daerah mempunyai nama teknik dan corak
yang berbeda. Di Palembang dikenal sebagai pelangi dan cinde, di Jawa sebagai
tritik atau jumputan, di Banjarmasin sebagai sasarengan. Di Jawa dan Bali
teknik celup ikat ini sering dipadukan dengan teknik batik Dalam celup ikat,
penggunaan kain-kain dari serat yang berbeda dapat memberikan hasil yang
berbeda pula. Kain yang tipis dapat diikat dengan simpul-simpul kecil,
sehingga ragam hias yang terbentuk juga lebih padat dan banyak. Makin tebal
kain yang digunakan, makan sedikit pula jumlah ikatan yang bisa dibuat,
karena simpul akan menjadi terlalu besar dan sulit untuk dikencangkan
rapat-rapat. Akibatnya zat pewarna dapat dengan mudah merembes masuk dan
menghilangkan corak yang ingin ditampilkan. Oleh karenanya kain-kain yang
tebal biasanya menampilkan corak yang besar pula.
Ada berbagai jenis kain yang baik dan banyak digunakan dalam teknik celup
ikat, yaitu kain katun dan sutera. Kedua jenis kain ini dengan kemampuan daya
serapnya, memudahkan proses pengikatan dan pencelupan. Sementara beberapa
jenis kain lainnya, seperti dari bahan rayon atau kain sintetis lainnya,
proses celup ikat agak sulit dilakukan karena sifat kain yang terlalu licin,
atau keras atau kurang memiliki daya serap.
Banyaknya celupan dan lamanya setiap perendaman tergantung pada hasil
warna yang diinginkan. Setelah pencelupan selesai, kain digantung atau
ditiskan sebentar agar tetesan cairan pewarna habis. Kemudian ikatan dibuka
dan kain dibentang, maka akan terlihat corak-corak yang terbentuk akibat
ikatan yang merintanginya dari pewarnaan. Warna dari corak-corak ini memiliki
gradasi warna sesuai dengan rembesan cairan pewarna saat pencelupan.
j. Seni Rupa
Murni
Seni rupa murni dalam bahasa Inggris pure art atau fine
art adalah cabang seni rupa yang terlepas dari unsur – unsur praktis
yang lebih mengkhususkan diri pada penciptaan karya seni berdasarkan
kreativitas dan ekspresi yang sangat pribadi.
· Seni lukis
salah satu jenis seni murni berwujud dua dimensi pada umumnya dibuat di atas
kain kanvas berpigura dengan bahan cat minyak, cat akrilik, atau bahan
lainnya.
· Seni patung
salah satu jenis seni murni berwujud tiga dimensi. Patung dapat dibuat dari
bahan batu alam, atau bahan-bahan industri seperti logam,serat gelas, dan
lain-lain.
· Seni Grafis
merupakan seni murni dua dimensi dikerjakan dengan teknik cetak baik yang
bersifat konvensional maupun melalui penggunaan teknologi canggih. Teknik
cetak konvensional antara lain :
- Cetak
Tinggi ( Relief Print )
wood cut print, wood engraving
print, lino cut print, kolase print
- Cetak Dalam
( Intaglio )
dry point, etsa,
mizotint,sugartint
- sablon (
silk screen )
Teknik Cetak dengan teknologi modern, misalnya offset dan digital print.
· Seni keramik
termasuk seni murni tiga dimensi sebagai karya bebas yang tidak terikat pada
bentuk fungsional
k. Sejarah Seni
Rupa Indonesia
Zaman prasejarah juga disebut sebagai zaman sebelum ditemukannya kegiatan
tulis menulis yang digunakan untuk mencatat peristiwa – peristiwa penting
dalam peradaban manusia.
Suku – suku bangsa di Nusantara pada zaman Prasejarah dikenal sebagai
penganut animisme dan dinamisme. Pada awalnya, bentuk - bentuk
persemayaman roh nenek moyang tersebut diwujudkan dalam bentuk sederna
seperti lingga dan menhir, yaitu tugu batu yang menjulang tinggi berbentuk
hingga (tonggak batu berbentuk silinder dengan ujung tumpul).
Dibeberapa tempat ditemukan guratan garis – garis pada menhir yang
menyerupai mata, hidung, mulut, tangan, lengan dan kaki. Menhir menurut
dugaan para ahli adalah bersemayamnya roh-roh nenek moyang masyarakat purba.
l. Periode Seni
Rupa Hindu-Budda
Sejarah peradaban masyarakat Nusantara kemudian dicatat semenjak
datangnya agama Hindu melalui pendirian kerajaan – kerajaan Hindu. Pendiri
kerajaan – kerajaan bercorak Hindu yang pertama berdiri di Nusantara ini
diyakini berasal dari India. Mereka adalah kerabat kerajaan yang enggan
tunduk kepada Raja Ashoka pada masa dinasti Chandragupta.
Motif ukuran, selain menggambarkan bentuk, kadang – kadang juga berisi
kisah. Antara lain kehidupan para dewa, mitos kepahlawan,dll. Bukti sejarah
peninggalannya dapat dilihat pada relief candi Penataran (Blitar), Mendut,
Prambanan,dll. relief candi Prambanan menggambarkan cerita kijang mas jelmaan
yang terkena panah Sri Rama. Relief candi mendut mengisahkan Dewi Hartiti
sewaktu mengasuh anak-anaknya.
Terlepas dari fungsinya, sebagai media penyembahan, patung-patung,
relief,dll oleh masa kejayaan Hindu dan Budha memiliki nilai seni yang tinggi
dan menjadi bahan kajian hingga sekarang.
m. Periode Seni
Rupa Islam
Agama Islam masuk ke Indonesia pada abad ke 14 telah membawa peradaban
Arab dan Persia yang sesuai dengan ajaran Islam. Dalam bidang seni rupa,
berbagai corak seni yang dibawa oleh penyebar Agama Islam juga mulai masuk
dan mengakar dalam kehidupan masyarakat pemeluknya. Seni kaligrafi yang pada
awal perkembangannya merupakan bagian dari seni grafis telah berkembang
sebagai karya seni yang digunakan dalam berbagai medium.
Pada seni arsitektur,pengaruh Islam sangat jelas terlihat pada bangunan
masjid dan makam – makam para tokoh/ulama besar yang tersebar di berbagai
tempat seluruh Nusantara. Karateristik arsitektur Islam ini tampak pada
bentuk – bentuk lengkungan setengah lingkaran yang terdapat pada pintu –
pintu masjid, tiang – tiang penyangga bangunan serta kubah.
n. Periode Seni
Rupa Mutakhir Indonesia
Seni rupa mutakhir masih menjadi bahan perbedaan/perdebatan. Hal ini
disebabkan eksistensi/keberadaan seni rupa ini masih dianggap bersifat
eksperimental dan belum mapan. Seni mutakhir ini adalah seni murni yang lebih
banyak mengacu pada konsep dan akibatnya daripada hasil karya secara
keseluruhan.
Aliran Happening Art sebagai bentuk proses aktivitas
seni yang mampu melibatkan banyak orang dalam proses perwujudannya. Ada pula
yang disebut Performance Art dan Intallation Art (seni
instalasi). Seni Instalasi kerap dipahami tak lebih dari sekedar pemandangan
benda-benda yang dipajang dengan cara yang ganjil
o. Pameran Karya
Seni Rupa
· Kegunaan
Pameran Seni Rupa di Kelas atau di Sekolah
Pameran merupakan suatu kegiatan yang sangat penting dalam bidang
kesenirupaan, karena kegiatan pameran baik sekali kegunaannya baik bagi
siswa, seniman, pengamat seni rupa, maupun bagi perkembangan seni rupa pada
umumnya. Melalui pameran, seorang siswa bisa memperkenalkan karya-karyanya
kepada masyarakat baik dilingkungan sekolah ataupun masyarakat umum untuk
dilihat, dinilai, dikagumi, atau dikritik.
· Jenis-Jenis
Pameran
Pameran karya seni rupa berdasarkan pada ragam jenis karya yang
ditampilkan, dibedakan menjadi dua, yaitu pameran homogen dan pameran
heterogen. Pameran homogen, artinya pameran yang hanya menampilkan
satu karya seni rupa saja, misalnya pameran lukisan, pameran patung,
pameran keramik dan lain sebagainya.
Pameran heterogen, artinya pameran yang sekaligus menampilkan berbagai
jenis karya seni rupa, misalnya pameran seni kriya, pameran lukisan, pameran
patung, pameran keramik dan karya seni rupa lainnya dilakukan dalam satu
ruang pameran dan dilakukan dalam waktu bersamaan.
Pameran seni rupa yang diselenggarakan dalam kaitannya dengan pendidikan
seni rupa di sekolah, biasanya merupakan pameran heterogen,
karena menampilkan jenis karya seni rupa yang beragam mulai dari lukisan,
patung, ukiran, keramik, karya kerajinan, dan karya seni rupa lainnya.
Pameran berdasarkan pada jumlah seniman yang tampil, pameran
dapat dibedakan ke dalam :
- Pameran
perorangan atau pameran tunggal
- Pameran
kelompok, baik kelompok seniman dalam satu sanggar atau
satu almamater, kelompok seniman dalam satu aliran dan kelompok
lainnya.
· Manfaat
pameran seni rupa di lingkungan sekolah
- Meningkatkan
kemampuan berkarya
Dengan adanya pameran, karya-karya para siswa akan dilihat oleh
masyarakat sehingga para siswa dituntut untuk menghasilkan karyanya yang
terbaik. Di sini akan terjadi persaingan yang sehat dan terarah, dan hal ini
menjadi pendorong bagi siswa untuk meningkatkan kemampuannya dalam berkarya.
- Dapat
melakukan penilaian / evaluasi
Pameran merupakan kesempatan bagi guru untuk melihat sejauh mana kemajuan
yang dicapai oleh siswanya. Pameran dapat dikatakan menjadi sarana untuk
melakukan penilaian atau evaluasi terhadap kemajuan dan perkembangan yang
terjadi pada diri siswa. Sehingga penilaian atau evaluasi ini dapat dimasukan
dalam perhitungan nilai rapor.
Penilaian juga dilakukan oleh pihak luar sekolah seperti orang tua siswa
atau masyarakat umum yang mengunjungi pameran tersebut. Dari kesan pesan yang
mereka sampaikan tentunya dapat memberi gambaran sampai sejauh mana
keberhasilan pendidikan seni rupa di sekolah tersebut.
- Sebagai
sarana apresiasi dan hiburan
Di samping sebagai sarana untuk melakukan penilaian atau evaluasi,
kegiatan pameran dapat dijadikan sebagai sarana apresiasi. Apresiasi di sini
dapat diartikan sebagai penikmatan, pengamatan, penghargaan, atau bisa juga
penilaian terhadap karya-karya yang ditampilkan.
Penilaian yang dimaksud bukan menilai dengan angka, melainkan suatu
proses pencarian nilai-nilai seni, pemahaman isi dan pesan dari karya seni,
dan melakukan juga perbandingan-perbandingan terhadap karya seni sehingga
nantinya akan didapat sebuah penilaian yang utuh dan komprehensif.
Dalam arti yang luas, kegiatan pameran dapat juga diartikan sebagai
sarana untuk mendapatkan hiburan. Di sini masyarakat dapat merasakan
kesenangan atau empati, merasakan suka duka seperti layaknya menonton film
atau menyaksikan pertunjukkan musik dan seni lainnya.
- Melatih
siswa untuk bermasyarakat
Melaksanakan kegiatan pameran bukanlah kerja perorangan, melainkan kerja
kelompok yang melibatkan banyak orang. Jadi, dengan mengadakan pameran seni
rupa di sekolah, mendidik para siswa untuk bermasyarakat. Di sini para siswa
dapat bekerja sama satu sama lain, melatih untuk menghargai pendapat orang
lain, dan dapat pula memberi pendpat terhadap tim kerjanya.
PERTANYAAN :
1. Apa
yang dimaksud apresiasi?
2. Dalam proses
apresiasi kreatif dapat melalui beberapa tahapan khusus, apa saja tahapan
itu?
3. Apa
itu seni kriya?
4. Apa
itu seni terapan?
5. Sebutkan
jenis-jenis seni terapan dan seni kriya?
|
website ini merupakan website yang memuat materi mata pelajaranSeni Budaya untuk Kelas XI semester 1 Sekolah Menengah Atas atau sederajat.
banner
Kamis, 15 November 2012
BAB 1 Seni rupa
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1.Apresiasi Seni adalah suatu proses penghayatan suatu karya seni yang dihormati dan penghargaan pada karya seni itu sendiri serta penghargaan pada pembuatnya.
BalasHapusSecara umum, Apresiasi dapat diartikan sebagai kesadaran menilai lewat penghayatan suatu karya seni.
2. -pengamatan objek karya seni
-Aktivitas Fisioligis
-Aktifitas Psikologis
-Aktifitas Penghayatan
-Aktifitas Penghargaan
3.seni Kriya adalah jenis karya seni yang dihasilkan dengan memanfaatkan keterampilan tangan manusia dimana karya tersebut memperhatikan nilai estetika/ keindahan dan juga aspek fungsional.
4.Seni rupa terapan juga disebut dengan nama applied art adalah seni rupa yang dibuat untuk memenuhi sebuah kebutuhan.
5.jenis :
- asitektur : rumah, kantor, tempat ibadah
- ilustrasi : foto, lukisan
- seni kriya terapan : kursi, meja, dll
- seni grafis terapan : pamflet, brosur, spanduk
- dekorasi : menghias ruangan
Apresiasi Seni adalah suatu proses penghayatan suatu karya seni yang dihormati dan penghargaan pada karya seni itu sendiri serta penghargaan pada pembuatnya.
BalasHapusSecara umum, Apresiasi dapat diartikan sebagai kesadaran menilai lewat penghayatan suatu karya seni.
2. -pengamatan objek karya seni
-Aktivitas Fisioligis
-Aktifitas Psikologis
-Aktifitas Penghayatan
-Aktifitas Penghargaan
3.seni Kriya adalah jenis karya seni yang dihasilkan dengan memanfaatkan keterampilan tangan manusia dimana karya tersebut memperhatikan nilai estetika/ keindahan dan juga aspek fungsional.
4.Seni rupa terapan juga disebut dengan nama applied art adalah seni rupa yang dibuat untuk memenuhi sebuah kebutuhan.
5.jenis :
- asitektur : rumah, kantor, tempat ibadah
- ilustrasi : foto, lukisan
- seni kriya terapan : kursi, meja, dll
- seni grafis terapan : pamflet, brosur, spanduk
- dekorasi : menghias ruangan
Assalamu'alaikum, ini berdasar lks ya?
BalasHapusbagus, ringkas dan jelas.
BalasHapus